Lable

09 Juni, 2011

TUGAS HUKUM ADAT


  1. Jelaskan pendapat saudara apakah hukum Adat dapat disebut sebagai Hukum yang Hidup atau The Living Law  ??

  1. Jelaskan manfaat atau kegunaan dari pembelajaran hukum Adat ??


  1. Apakah hukum Adat dapat dikatakan sebagai hukum yang hidup atau The Living Law? Menurut saya, YA, hukum Adat dapat dikatakan sebagai hukum yang hidup atau The Living Law. Karena hukum Adat sendiri merupakan hukum yang lahir karena adanya tuntutan dan kepentingan masyarakat, dan hukum yang hidup dan berkembang dalam masyarakat itu sendiri.
Menurut Van Vollenhoven, hukum Adat itu lahir kebiasaan masyarakat yang kemudian menjadi Adat kebiasaan yang kemudian Adat tersebut menjadi hukum Adat karena adanya sanksi hukuman apabila tidak melakukan Adat tersebut. Hukum Adat sendiri merupakan cerminan atau representative dari kehendak, jiwa dan semangat masyarakat, yang bersifat responsive dan luwes.
Responsive dan luwes artinya disini, hukum Adat merespon setiap gejalah social yang ada dan terjadi dalam masyarakat, dan dapat berubah sesuai dengan kebutuhan dari masyarakat dimana hukum Adat itu hidup. Sama halnya dengan The Living Law, yang hidup dan berkembang sesuai dengan perkembangan masyarakat, yang dalam perkembangannya tidak terpengaruh oleh kehendak penguasa.



  1. Manfaat dari mempelajari hukum Adat dapat dilihat dari sisi teoritis dan dari sisi Praktis. Manfaat dari sisi teoritis ialah ketika hukum Adat dilihat sebagai ilmu pengetahuan. Manfaat hukum Adat sebagai ilmu adalah berkaitan dengan pendidikan dan penelitian. Manfaat hukum Adat sebagai ilmu pengetahuan, untuk memuaskan keingintahuan mengenai hukum Adat itu apa, bagaimana terbentuknya, untuk siapa hukum Adat itu, dan bagaimana perkembangannya. Hukum Adat mengenai manfaatnya dari sisi teoritis yaitu hanyalah sebagai ilmu yang dapat dipelajari saja, dan belum ada aplikasinya kepada masyarakat. Kemudian, dari sisi praktiknya, kemanfaatan dari mempelajari hukum Adat yaitu ketika hukum Adat itu di menyelesaikan dan menjelaskan masalah – masalah yang terjadi dalam masyarakat, sehingga tujuan dari ilmu untuk masyarakt dapat tercapai.
Manfaat hukum Adat dari sisi praktis ketika ditinjau dari praktek kehidupan berbangsa dan bernegara, maka hukum Adat dapat memupuk cirri khas, atau keperibadian bangsa yang memberikan identitas yang berbeda dengan bangsa atau Negara lainnya, karena hukum Adat adalam penserminan dari keperibadian bangsa.
Hukum Adat kemudian apabila dikaitkan dengan penyelengaraan Negara, maka hukum Adat dapat menjadi sumber bahan hukum nasional dan sumber hukum bagi hakim ketika hakim mengambil keputusan dalam peradilan ( UU No. 4 tahun 2004, ps. 16 ayat 1 dan ayat 28). Hal itu disebabkan suatu keputusan, atau kaedah hukum positif yang berlaku di suatu Negara, khusunya Indonesia, haruslah bersumber dan mencerminkan jiwa, semangat dan kehendak dari masyarakat Indonesia, agar setiap keputusan atau hukum yang dibuat, dapat diterima dan diterapkan dalam masyarakat Indonesia. Untuk itulah, perlunya mempelajari hukum Adat.

Toko Bahan Bangunan atau Bangunan ?

Banyaknya batu bata, pasir, kayu, semen, dan lain-lain yang ditumpuk pada suatu tempat tidak dapat disebut bahwa sebuah rumah telah berdiri disitu. bisa saja itu hanya toko bahan bangunan. Demikian juga, Banyaknya program, KKR, PA, seminar, pertemuan doa, bahkan karunia-karunia  Roh bekerja dengan luar biasa tidak memberikan petunjuk bahwa kita sedang membangun Gereja. Jika kita tidak terhubung satu dengan yang lain dalam sebuah komunitas, kita hanyalah segerombolan manusia saja yang kita sebut Gereja.
Suatu rumah dibangun bilamana masing-masing batu ini ditempatkan bersama-sama dengan pasir, semen, serta bahan-bahan lainnya di dalam disain arsitekturnya.

1Pet 2:5  Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah.

Formula Untuk Membangun

Kasih adalah bahan utama untuk terwujudnya bangunan rohani seperti yang Tuhan inginkan. Kasihlah yang merekatkan semua bahan-bahan bangunan itu

Efs 4:16  Dari pada-Nyalah seluruh tubuh, yang rapih tersusun dan diikat menjadi satu oleh pelayanan semua bagiannya, sesuai dengan kadar pekerjaan tiap-tiap anggota menerima pertumbuhannya dan membangun dirinya dalam kasih.

Gal 5:13  Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih

Komponen Kasih

Memiliki pengetahuan yang benar tentang kasih akan membuat kita hidup seperti Tuhan sendiri dengan segala kepenuhan-Nya

1 Yoh 4:12  Tidak ada seorangpun yang pernah melihat Allah. Jika kita saling mengasihi, Allah tetap di dalam kita, dan kasih-Nya sempurna di dalam kita.

1Yoh 4:13  Demikianlah kita ketahui, bahwa kita tetap berada di dalam Allah dan Dia di dalam kita: Ia telah mengaruniakan kita mendapat bagian dalam Roh-Nya

Kasih terdiri dari beberapa komponen yang menjadikannya “KASIH”. Jika salah satu dari komponen itu tidak tepenuhi maka hal itu belum bisa disebut kasih. Apa saja komponen itu:

  1. Komunitas
  2. Kebenaran
  3. Kesehatian

Misteri Komunitas Kudus

Tahukah anda apa yang membuat Tuhan menjadi Kudus? Karena Tuhan tidak hidup “independence”(mandiri)  tetapi IA hidup di dalam sebuah komunitas yaitu Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Tuhan harus hidup dalam komunitas karena Tuhan adalah Kasih, dan kasih tidak bisa mandiri. Kasih harus mempunyai sasaran untuk mencurahkan  potensi kasih itu.

Tuhan bukan hanya satu pribadi saja tetapi Dia hidup bersama dengan rukun dan saling mengasihi sebagai tiga pribadi. - Hal ini memang merupakan sebuah misteri yang ajaib dan kudus buat kita. Tetapi justru itulah kita bersyukur bahwa Tuhan kita tidak bisa di formulakan oleh logika manusia. Jika Tuhan bisa di logikakan berarti Dia bukan Tuhan  – Tuhan kita bukan ada tiga. Tuhan kita  adalah Tuhan yang esa

1Tim 2:5  Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus,..

Ke Esaan-Nya adalah merupakan hasil dari kesatuan yang dahsyat dan tak tepisahkan dari tiga pribadi Ilahi yang berbeda. Kedudukan tiga pribadi Ilahi ini sama dan sejajar sifatnya.

Jika Gereja ingin menyatakan kemuliaan Tuhan maka gereja harus mengambil pola hidup yang sama seperti Tuhan sendiri yaitu, hiduplah dalam sebuah komunitas. Tidak akan pernah Gereja mencapai kesempurnaan dan kekudusan jika Gereja hidup sebagai “petapa” hidup seorang diri dan berharap menjadi sempurna dan kudus.

Kekudusan akan kita dapatkan di dalam kehidupan berkomunitas. Mengapa? Karena di dalam komunitaslah kasih kita diuji. Kita tidak akan akan jadi kudus jika kita tidak mau mengampuni orang yang bersalah pada kita, kita tidak akan hidup kudus jika kita hidup dalam curiga satu dengan yang lain, kita tidak akan hidup kudus jika kita menghakimi orang lain, Dan masih banyak contoh yang lain.

Kekudusan dan kesempurnaan di dalam Tuhan bukanlah sebuah tujuan tetapi akibat dari kehidupan kasih kita di dalam komunitas. kita akan memiliki hidup kudus dan sempurna di dalam Tuhan bukan karena kita rajin ibadah, perpuluhan, berdoa, baca alkitab, puasa dan beberapa kegitan rohani yang lainnya. Kita akan menjadi kudus jika kita hidup bersama sebagai komunitas. Seperti yang ditulis di dalam firman Tuhan

Ams  27:17  Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya.

Bagaimana kehidupan kita di dalam komunitas merupakan tolok ukur kedewasaan dan kesempurnaan kita di dalam Tuhan.

Ibr 12:14  Berusahalah hidup damai dengan semua orang (komunitas) dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan.
Ibr 12:15  Jagalah supaya jangan ada seorangpun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang.

Tuhan tidak memerintahkan kita untuk mengejar kekudusan sebagai prioritas tetapi Tuhan lebih memprioritaskan kita untuk memiliki respon yang baik di dalam komunitas kita. Respon kita di dalam komunitas menentukan kekudusan kita dan kekudusan kita memampukan kita melihat Tuhan. Tetapi, sebaliknya respon yang salah di dalam kehidupan berkomunitas akan membawa kepada kerusuhan dan kecemaran bukan hanya diri sendiri tetapi juga orang banyak.

Kebenaran
Jika sebuah komunitas tidak ada kebenaran di dalamnya maka akan terjadi kekacauan dan pemberontakan. Kebenaran adalah kompas dan atmosfir bagi sebuah komunitas

Hos 4:6  Umat-Ku binasa karena tidak mengenal Allah...

Ams 29:18  Bila tidak ada wahyu, menjadi liarlah rakyat. Berbahagialah orang yang berpegang pada hukum.


Kasih dan kebenaran akan selalu berjalan berdampingan. Kasih tanpa adanya kebenaran hanya akan menghasilkan kehidupan komunitas yang “kerdil” dan tidak dewasa. Tetapi jika kebenaran saja  tanpa kasih maka hanya akan menghasikan kehidupan yang “brutal” di dalam kehidupan berkomunitas. Di dalam kebenaran terkandung sikap dan nilai-nilai, dan berdasarkan nilai-nilai inilah kita hidup bersama di dalam sebuah komunitas.

Kesehatian
Kesehatian banyak bicara tentang “keterhubungan” seperti tubuh manusia yang saling terhubung satu dengan yang lain. Keterhubungan bukan sekedar terkumpul dalam sebuah komunitas karena memiliki minat yang sama tetapi lebih mengarah kepada kehidupan yang berkorban satu demi yang lainnya. Seberapa kita dekat dan mengenal seseorang bukan dilihat dari seberapa banyak kita tahu tentang orang itu tetapi seberapa banyak hati yang sudah kita berikan sebagai korban buat orang tersebut.

1Yoh 3:16  Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawa-Nya untuk kita; jadi kitapun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita.

Gereja Kisah para rasul adalah sebuah contoh yang harus disimak dengan saksama.  Roh Kudus dicurahkan ke atas mereka bukanlah sekedar untuk pengalaman Ilahi bersama Tuhan secara pribadi saja. Pengalaman pencurahan Roh Kudus bukan untuk pribadi tetapi lebih cenderung untuk kehidupan korporat/komunitas.

Kita dapat bayangkan jika mereka tidak terhubung satu dengan yang lain maka bahasa mereka akan menjadi  sangat mandiri; aku dipenuhi Roh Kudus,  aku juga bisa dengar suara Tuhan sendiri, membuat mujizat sendiri, bertanggung jawab sendiri langsung kepada Tuhan, melayani sendiri, tanpa harus terhubung satu dengan yang lain maka dampaknya tidak akan sedahsyat yang kita rasakan seperti sekarang.

Kebangunan Rohani besar yang terjadi saat itu bukanlah karena Roh Kudus tetapi karena orang-orang yang sudah dipenuhi Roh Kudus ini terhubung satu dengan yang lain. Inilah yang membuat Gereja pada waktu itu meledak. Jika masing-masing orang hanya dipenuhi roh kudus secara perorangan dan tidak terhubung satu dengan yang lain maka tidak akan ada dampak besar terjadi

Kis 2:46  Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati,
Kis 2:47  sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang. Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang yang diselamatkan.

Keterhubungan juga bicara tentang bagaimana sikap kita terhadap tudung kepemimpinan di atas kita. Keterhubungan sama dengan ketundukan dengan otoritas di atas komunitas kita yang Tuhan percayakan.

Cara Tuhan selalu mendelegasikan otoritas-Nya kepada seseorang. Jika di dalam sebuah komunitas kita gagal melihat hal ini maka kita sesungguhnya belum terhubung meskipun kita sudah penuh Roh Kudus dan memiliki berbagai karunia Roh.
Kasih karunia Tuhan yang besar yang Tuhan curahkan pada jaman Kisah Rasul adalah karunia pengertian dimana mereka dapat hidup sehati dan sepikir sama seperti Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus.

Refleksi Petrus Berjalan diatas Air
Di dalam Gereja akan selalu ada orang-orang yang mencari pengalaman rohani pribadi dengan mengorbankan perjalanan kita secara korporat/komunitas. Ketika Petrus mulai tenggelam, Yesus memegangnya dan membawanya kembali naik perahu, yang merupakan tugas utamanya. Apabila kita mengagungkan pengalaman Petrus berjalan di atas air sebagai tindakan iman,  maka kita gagal untuk menyadari bahwa mereka yang tinggal di dalam perahu pun memiliki iman yang sama saat mereka berdiri bersama-sama demi tugas koporat, yakni mempertahankan perahu dan menjaganya agar tidak hancur oleh badai.

Ketegangan antara gaya hidup individu dan destiny korporat harus dipahami dengan jelas. Setiap orang percaya harus melihat gambar destiny korporat yang lebih besar dari pada sekedar pemenuhan kebutuhan pribadi. Inilah hal yang sangat penting membangun Gereja, sehingga kita akan membuat perbedaan di dalam komunitas kita.

Gereja gagal bukan karena kuasa iblis lebih hebat dari Gereja teapi karena Gereja tidak dibangun sesuai “blue printnya” Tuhan. Kita lebih suka dengan kebangunan rohani “instan” yang dikemas dalam acara-acara yang menarik ketimbang berusaha mengembangkan hidup yang “deeper” dalam hubungan komunitas  yang “warm” menuju  “destiny” kita di masa depan  di dalam Tuhan dalam komunitas (Gereja lokal) dimana Tuhan tempatkan kita. Orang percaya lebih suka mencari kepuasan rohani pribadi lewat kegiatan rohani yang satu ke kegiatan rohani yang lainnya ketimbang di proses dalam hubungan komunitas

Orang percaya mulai apatis dengan Gereja lokal karena tidak dibangun sesuai dengan blue print dari sorga. Tidak dapat dipungkiri gereja memiliki berbagai kelemahan dan kekurangan Tetapi, mengharapkan kesatuan tubuh Kristus yang berdampak luas hanya dari gerakan kesatuan dan jejaring A, B, C Dan D yang dibangun atas ketidak puasan terhadap gereja lokal yang ada adalah usaha menjaring angin.  
Teringat  perkataan Deddy Arifin “kompak ke dalam, dampak ke luar” kita tidak bisa mengharapkan kesatuan tubuh Kristus yang berdampak luas hanya dari “event” Kita harus lebih mengasihi komunitas dimana Tuhan telah tempatkan kita.

Kita tidak akan mempengaruhi komunitas yang lebih luas jika kita tidak “tertanam” di komunitas kita.  pertama dimulai dari komunitas terkecil yaitu keluarga kita, kemudian keluarga rohani kita yaitu  Gereja, dari satu Gereja mempengaruhi Gereja-gereja yang lainnya, kemudian mempengaruhi kota, bangsa, dan bumi penuh kemulian-Nya.  Amin...

                                                                                                                                                                                       - David Victor

Pohon Ara yang dikutuk (Mat 21:18-22)

Ceritanya Tuhan Yesus lagi laper banget, trus Dia liat pohon ara yg rimbun daunnya dan Dia pengen menikmati buah ara tersebut...tapi Dia tidak menemukan satu buah pun, akhirnya Tuhan kutuk pohon ara itu jadi kering. Kalo diperhatikan pada tulisan Markus 11:13 "Dan dari jauh Ia melihat pohon ara yang sudah berdaun. Ia mendekatinya untuk melihat kalau-kalau Ia mendapat apa-apa pada pohon itu. Tetapi waktu Ia tiba di situ, Ia tidak mendapat apa-apa selain daun-daun saja, sebab memang bukan musim buah ara" Sempet kepikir Tuhan aneh, ya.. orang bukan musimnya koq... kan wajar, kalo belum ada buahnya..?

Seeorang Pendeta Skotlandia di Palestina yg berada di bawah pengawasan pemerintahan Kerajaan Inggris, W.M Christie menulis Pertama-tama ia menunjukkan pada bulan dimana kejadian itu berlangsung (kalo Tuhan Yesus di salib kurang lebih tanggal 6 April tahun 30 masehi, mk kejadian itu berlangsung pd hari-hari pertama bulan April)

Fakta-fakta yg bertalian dengan pohon ara adalah menjelang akhir maret, daun2 mulai bersemi dan dalam waktu kira2 satu minggu penuhlah pohon itu dengan daun. Bersamaan dg ini, atau bahkan kadang2 lebih awal, muncullah kuntum2 buah kecil. Ini belum merupakan buah ara yg sesungguhnya, tetapi semacam buah pendahulu. Kalau besarnya sudah seperti buah almond hijau, maka buah itu dapat dimakan, biasanya oleh para petani ato siapa saja yg lapar. Bila buah pendahulu ini sudah mencapai taraf kemasakannya, buah ini akan rontok sendiri. Buah ini dalam bahasa Arab Palestina disebut TAQSH.

Munculnya buah TAQSH ini merupakan tanda akan munculnya buah ara yang masak kira2 enam minggu kemudian. Jadi, seperti kata Markus, "sebab memang bukan musim buah ara. Tetapi bila daun 2 muncul tanpa TAQSH, maka itu menandakan bahwa tidak akan ada buah ara yg akan dihasilkan. Karena itu Tuhan Yesus hanya mendapatkan daun-daun saja - daun2 tanpa TAQSH - IA tau bahwa pohon tersebut merupakan pohon yang sama sekali tanpa harapan dan tanpa buah. Begitu ceritanya..

Pelajaran yang bisa kita ambil adalah Pohon ara tersebut bertumbuh tidak sesuai "DESTINY"-Nya... secara natural Tuhan telah menaruh potensi di dalam benih pohon ara tersebut u/ menghasilkan "TAQSH" Pohon ara tersebut keliatan baik dengan daun yang rimbun sampai ia kedapatan tidak berbuah...pohon ara tersebut mengalami "MAL PERTUMBUHAN" Hidup jadi orang Kristen yg baik saja tidak cukup... gw udah ga minum lg, gw udah ga maen perempuan lg, gw udah ga ke dukun lg, gw udah kasi perpuluhan, gw udah rajin ibadah,...dan semua hal yg baik yg telah kita perbuat namun, jika kita ga mengerti destiny yg Tuhan telah tanam dalam diri kita maka percuma saja....

"TAQSH" kalo saya renungkan adalah pertobatan (REPENT) bukan hanya sekedar dari perbuatan jahat ato yg melawan Tuhan namu kita kudu bertobat dari "MAL PERTUMBUHAN"

REPENT- Re berarti kembali, Pent itu seperti kamar di atap, lantai teratas suatu bangunan, dari situ muncul istilah "PENTHOUSE" Jadi REPENT berarti kembali pada sudut pandang Tuhan mengenai REALITAS SORGA.

Di dalam sudut pandang ada pembaharuan, reformasi yg mempengaruhi intelektual, emosi, dan setiap bagian kehidupan kita. Tanpa REPENT, kita akan terkunci dalam pola pikir KEDAGINGAN. Ketika Alkitab berbicara tentang "KEDAGINGAN" itu tidak harus dosa yg menjijikan. Sebagian besar orang Kristen tidak memiliki kerinduan untuk berdosa; mereka tidak ingin mabuk ato tidur dengan pasangan lain, tetapi karena mereka hidup tanpa kuasa injil yg didemonstrasikan, kebanyakan dari mereka kehilangan TUJUAN dan kembali berbuat dosa. Memiliki pikiran yg diperpaharui sering kali bukan merupakan masalah apakah seseorang akan masuk sorga atau tidak melainkan seberapa banyak sorga yg ingin dialami dalam hidupnya saat ini juga.

Tuhan Yesus mendorong kita supaya memutar balikkan pendekatan kita tentang realitas Kerajaan-Nya. IA membawa dunia-Nya bersama dengan-Nya. Tuhan ingin kita melihat realitas dari sudut pandang Tuhan, belajar untuk hidup dr dunia-Nya ke dunia nyata. Namun jika kita tidak mengubah cara berpikir kita, kita tidak akan mampu memahami kuasa Kerajaan yg tersedia bagi kita. That's our destiny.....HAVE A KINGDOM DAY...GBU ALL

Terakhir,Gw sempet mikir apa susahnya sih bagi Tuhan Yesus untuk bikin mujizat… jreeeng!!!…. pohon itu langsung berbuah dari pada dikutuk langsung kering….? Mending, diberkati jadi berbuah, tul ga sih….? Ini yang perlu kita tau, tumbuhan adalah makhluk hidup yang ga punya pilihan. Malah, mereka termasuk semua makhluk yg menantikan saat anak-anak Allah dinyatakan (Rom 8:19-23)

Karena seluruh makhluk telah ditaklukkan kepada kesia-siaan, bukan oleh kehendaknya sendiri, tetapi oleh kehendak Dia, yang telah menaklukkannya, tetapi dalam pengharapan, karena makhluk itu sendiri juga akan dimerdekakan dari perbudakan kebinasaan dan masuk ke dalam kemerdekaan kemuliaan anak-anak Allah. Sebab kita tahu, bahwa sampai sekarang segala makhluk sama-sama mengeluh dan sama-sama merasa sakit bersalin.


Aha…!?!? manusia punya PILIHAN untuk BERTUMBUH dan BERBUAH. artinya, manusia memiliki lebih banyak kesempatan dr pohon ara. Ada banyak kasih karunia lewat darah Yesus, diciptakan serupa dengan Gambar Tuhan, apa lagi…? Eehmmm…Roh Kudus tinggal di dalam kita. Wow..luar biasa. Dan akhirnya…….. PERTUMBUHAN itu adalah PROSES bukan hasil MUJIZAT tetapi hasil PERUBAHAN POLA PIKIR…. POLA PIKIR kita hasil dari KEPUTUSAN kita. KEPUTUSAN kita MENGUBAH NASIB (Destiny) kita

GBU abundantly !


Rock ‘n’ Rule


                                                                                                                                                                                     - David Victor

Gagal Mencapai Garis Akhir

Bila Anda ingin membaca tentang seseorang di dalam Alkitab yang “mengakhiri pertandingan dengan baik,” rasul Paulus adalah contohnya. Meski latar belakangnya adalah sebagai agamawan fanatik yang suka membunuh dan menganiaya jemaat mula-mula, Paulus mengalami pertobatan dramatis yang benar-benar mengubahkan jalan hidupnya bahkan mengubahkan dunia selamanya. Namun bagaimana dengan orang-orang yang berada dalam situasi yang berlawanan dengan situasi Paulus, yaitu mereka yang permulaannya tampak baik namun jatuh di tengah jalan di dalam perlombaan iman mereka, tidak sanggup mencapai garis akhir?

Sungguh menyedihkan bahwa dunia modern lebih suka menaruh perhatian terhadap orang-orang yang gagal ini daripada mereka yang berhasil. Bad news is good news, mereka bilang. Jarang sekali surat kabar atau majalah menyoroti kemenangan iman seseorang, atau berita petang di TV membuat tayangan khusus tentang seseorang yang berhasil mencapai garis akhir. Sebaliknya, kita rela membayar dengan uang kita demi mendengar obrolan sampah tentang seseorang yang kehilangan karir, gagal dalam pernikahan, atau menjadi pecandu narkoba, betul begitu?

SEBUAH CONTOH ALKITAB

Bila Paulus menunjukkan akhir yang baik meskipun permulaannya sangat buruk, tidak demikian halnya dengan raja Salomo, ia justru memulai dengan sangat baik namun mengakhirinya dengan tragedi. Sebagai putra dari raja Israel yang terbesar, Salomo memiliki segalanya kekayaan yang berlimpah, ambisi yang besar, hikmat khusus yang ditanamkan Allah, serta kebaikan-Nya. Namun tetap saja orang yang paling bijaksana dari yang pernah ada di seluruh dunia ini mengabaikan semua anugerah itu. Apa yang salah?
Dua bacaan berikut ini satu tentang masa awal pemerintahannya, dan satu lagi menjelang akhir pemerintahannya menyingkapkan penyebab kegagalan di dalam kehidupan Salomo. Di dalam I Raja-raja 3:3, tepat sebelum Salomo meminta hikmat dari Allah, kita membaca sekilas tentang sifat pemberontakan dan ketidakpuasan yang pada akhirnya menghancurkan kerajaannya: “Dan Salomo menunjukkan kasihnya kepada TUHAN dengan hidup menurut ketetapan-ketetapan Daud, ayahnya; hanya, ia masih mempersembahkan korban sembelihan dan ukupan di bukit-bukit pengorbanan.” Di sinilah kita tahu penyebabnya, yaitu dari kata “hanya”.
Sementara Salomo menyembah Allah, ia masih sempat melanggar aturan. Bahkan aturan yang dilanggarnya itu menyangkut masalah yang paling prinsipil, siapakah sebenarnya yang ia sembah? Siapakah yang menurutnya layak menerima penghormatan? Salomo memang mengasihi Allah, namun ia juga masih menyimpan sifat pemberontakan. Ia melakukan segala sesuatu yang diperintahkan Allah, kecuali…'
Nah, apakah Anda juga melakukan hal yang serupa? Adakah “pengecualian” di dalam ketaatan Anda kepada Tuhan?

BERBELOK KE ARAH YANG SALAH

Sepuluh pasal pertama dari I Raja-raja menceritakan tentang keberhasilan serta prestasi-prestasi Salomo sebagai raja. Kerajaannya semakin maju. Namun dengan satu kata saja, kerajaaan yang mashyur itu pun hancur berantakan. Kata itu terdapat di dalam pembukaan pasal 11: “Tetapi raja Salomo…” (terjemahan dari bahasa Inggris, red). Dari situlah, kehidupan Salomo dan kerajaannya mulai meluncur tak terkendali, yaitu ketika Allah menghakimi anak-Nya yang bijak ini oleh karena kesia-siaan yang bodoh yang ditunjukkannya.
Pasal 11 menjelaskan bagaimana salah satu kelemahan Salomo, yakni bahwa ia tertarik kepada banyak perempuan, memberi andil besar terhadap kehancuran hidupnya. Sang raja tampaknya tak dapat menahan hawa nafsunya. Ia menikahi ratusan perempuan asing, dan setiap perempuan yang dijadikannya sebagai isteri pasti membawa dewa atau sesembahan baru ke dalam rumahnya dan juga hatinya.
Akibatnya, Allah bersumpah untuk menyingkirkan keluarga Salomo dari kerajaan (I Raja-raja 11:9-13).

BENAR-BENAR SIA-SIA

Sungguh mudah untuk membayangkan kehidupan Salomo tua dari tulisannya yaitu kitab Pengkotbah. Di kitab itu ia masih menunjukkan hikmatnya yang terkenal, ke dalam kata-kata nasihat dan peringatan. Saya ingin menangis rasanya membaca tulisan sang raja yang sudah renta ini, “Kesia-siaan belaka!…' kesia-siaan belaka! segala sesuatu adalah sia-sia” (Pengkotbah 1:2).
Sesudah segala sesuatu yang dicapainya masa-masa damai, pembangunan bait Allah yang agung dan megah, perluasan wilayah kerajaan. Salomo akhirnya sadar bahwa ia telah menyia-nyiakan semua sukses yang pernah diraihnya. Ia menukar kemenangan-kemenangannya dengan berhala, menyerah kepada hawa nafsu yang tak pernah terpuaskan berupa “banyak perempuan asing” dan bukannya puas menikmati siraman kasih Allah (I Raja-raja 11:1).

CAHAYA YANG TERPENCAR

Namun, dengan inspirasi dari Allah yang penuh anugerah itu, Salomo memperoleh kembali hikmat menjelang akhir kehidupannya. Menutup kitab Pengkotbah dengan kata-kata terakhinya, anak Daud ini menemukan kembali kebenaran dalam kehidupan: “Takutlah akan Allah dan berpeganglah pada perintah-perintah-Nya, karena ini adalah kewajiban setiap orang” (Pengkotbah 12:13).
Apakah Salomo mencapai garis akhir dengan gemilang? Tidak, bahkan sangat buruk. Setelah melewati 40 tahun masa pemerintahan yang penuh damai karena disertai oleh Allah, masa sesudah kematiannya menjadi mimpi buruk bagi bangsa Israel, karena kerajaan itu akhirnya terpecah belah dan rakyatnya tercerai-berai.

HIKMAT DARI KEGAGALAN

Apa yang dapat kita pelajari dari Salomo? Pesan apa yang dapat dibagikan oleh orang yang paling bijaksana itu bagi kita di zaman ini?
Pertama, Salomo mengingatkan kita untuk melawan keangkuhan di tengah keberhasilan kita. Sang raja bertanggung jawab dalam memerintah kerajaan Israel. Dan selama kurun waktu 40 tahun pemerintahannya, Salomo berhasil memimpin rakyatnya kepada kehormatan, martabat dan kekayaan yang tiada taranya. Allah memberkati Salomo di setiap sisi, namun kemudian menunjukkan kepadanya betapa cepat dan dramatisnya berkat-berkat-Nya itu dapat Dia tarik kembali.
Kedua, Salomo secara dramatis menunjukkan apa yang saya sebut sebagai “lereng licin” kerusakan moral. Sang raja yang bijak ini tidak pernah bermaksud dengan sepenuh kesadarannya untuk melanggar Allah, namun di dalam I Raja-raja 11, ia membuat serangkaian keputusan yang melenceng, yang pada akhirnya merobek-robek kerajaannya sendiri dan juga kehidupannya.
Demikian juga kita, bila kita melakukan pelanggaran sekecil apapun tampaknya pasti akan membawa kita semakin menjauh dari Allah. Kita melakukan kompromi, atau “berbohong demi kebaikan” dan tiba-tiba keseluruhan karakter kita berubah. Pada akhirnya, efek gabungan dari kelonggaran sedikit demi sedikit yang kita biarkan ini akan menghancurkan kehidupan iman yang selama ini mungkin terus kita perjuangkan. Akhirnya, Salomo menunjukkan kepada kita bahwa tidak ada seorang pun yang kebal terhadap konsekuensi tragis dari keputusan-keputusan salah yang dibuatnya. .
Akhirilah kehidupan Anda dengan baik. Setiap keputusan yang Anda ambil, persembahkanlah kepada Tuhan, dan izinkanlah Dia menuntun Anda sehingga Anda dapat sampai ke garis akhir dengan aman dan selamat. Pelajaran inilah yang diwariskan oleh Salomo.

Masalah dan Pemenang


Setiap kita pasti punya masalah,seringkali kita menjadi PUTUS ASA. Tahukah saudara hanya ada satu jalan untuk menyelesaikan masalah??? Yaitu : MENGHADAPINYA !!!

Setiap anak panah yang ditarik mundur 1m ke belakang dipersiapkan untuk melesat 100m ke depan, dan semakin kuat tali busur itu di tarik ke belakang maka semakin jauh juga anak panah itu akan melesat ke depan.

Orang lain melihat seberapa cepat kita bisa bertumbuh, tapi TUHAN sedang melihat seberapa kuat kita bisa bertumbuh.

Kecepatan "tanpa" Kekuatan, tinggal menunggu waktu untuk Hancur !!!

Tapi Kekuatan "tanpa" Kecepatan, tinggal menunggu waktu untuk sampai !!!

Semakin lama pondasi bangunan itu di bentuk, itu menentukan seberapa ” KUAT dan TINGGInya” bangunan itu kelak berdiri.

Tahukah saudara masalah mengarahkan Daud ke tujuan? Ketika Daud Bersembunyi di Goa Adulam, dia bertemu dengan semua orang-orang yg lari dari masalah. Dan melalui Daud, TUHAN merubah mental-mental Pelari marathon yg ada di Goa Adulam menjadi Prajurit Yg Gagah perkasa pada zamannya.

Wow, ternyata “MASALAH” adalah alat yg TUHAN pakai untuk mengarahkan Daud ke tujuan dan memeras dia untuk mengeluarkan Potensi Terbesar yang ada dalam dirinya guna menggenapi rencana TUHAN. Untuk itu dibutuhkan “KETAATAN & KESABARAN”.

Yusuf dipersiapkan selama 13 tahun, bangsa Israel butuh 40 tahun, bahkan Yunus harus kursus kilat dan sempat menginap 3 hari di perut ikan, dan apabila sekiranya dalam tiga hari Yunus tidak sadar-sadar dan tidak bertobat juga, maka "mungkin" hari ke-empat Yunus “Check Out” bukan dari pintu masuk, tapi melalui pintu Keluar.

Bapa di Sorga tidak pernah buat segala sesuatu terburu-buru karena DIA tidak pernah terlambat.

Untuk segala sesuatu ada masanya, untuk apa pun di bawah langit ada waktunya (Pengkotbah 3:1) dan Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir (Pengkotbah 3:11).

                                                                                                                                                                                            -  Steven Sjc 

SEBELUM KAMU MENGELUH !!!


  •  Hari ini sebelum kamu mengeluh tentang rasa dari makananmu,
  • Pikirkan tentang seseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan.

  • Sebelum Anda mengeluh tidak punya apa-apa,
  • Pikirkan tentang seseorang yang harus meminta-minta di jalanan.

  • Sebelum kamu mengeluh bahwa kamu buruk,
  •  Pikirkan tentang seseorang yang berada pada tingkat yang terburuk di dalam hidupnya.

  • Sebelum kamu mengeluh tentang suami atau istri Anda,
  • Pikirkan tentang seseorang yang memohon kepada Tuhan untuk diberikan teman hidup.

  • Hari ini sebelum kamu mengeluh tentang hidupmu,
  • Pikirkan tentang seseorang yang meninggal terlalu cepat.

  • Sebelum kamu mengeluh tentang anak-anakmu,
  • Pikirkan tentang seseorang yang sangat ingin mempunyai anak tetapi dirinya mandul.

  • Sebelum kamu mengeluh tentang rumahmu yang kotor karena pembantumu tidakmengerjakan tugasnya,
  • Pikirkan tentang orang-orang yang tinggal di jalanan.

  • Sebelum kamu mengeluh tentang jauhnya kamu telah menyetir,
  • Pikirkan tentang seseorang yang menempuh jarak yang sama dengan berjalan

  • Dan disaat kamu lelah dan mengeluh tentang pekerjaanmu,
  • Pikirkan tentang pengangguran, orang-orang cacat yang berharap mereka mempunyai pekerjaan seperti Anda

  • Sebelum kamu menunjukkan jari dan menyalahkan orang lain,
  • Ingatlah bahwa tidak ada seorangpun yang tidak berdosa,

Kita semua menjawab kepada Tuhan
Dan ketika kamu sedang bersedih dan hidupmu dalam kesusahan,
Tersenyum dan mengucap syukurlah kepada Tuhan bahwa kamu masih diberi kehidupan.
TUHAN YESUS MEMBERKATI KITA SEMUA..
                                                                                                                                                            - Steven Sjc